Inibengkulu.com - Tinggal di pedalaman dengan infrastruktur sangat minim tak mengurungkan niatnya menjadi konten kreator. Dialah Tri Yani, konten kreator inspiratif yang saat ini sedang naik daun.
Beberapa kontennya sudah ditonton oleh jutaan orang dan mendadak viral. Menceritakan tentang kehidupan di desa pedalaman, Tri Yani mampu mengundang banyak orang untuk datang menonton karya sederhananya.
Awalnya, banyak netizen yang menduga-duga lokasi tempat tinggal Tri Yani. Namun berdasarkan penelusuran, diketahui Tri Yani tinggal di salah satu desa pedalaman yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan.
Baca Juga: MK Itu Mengatur Tentang Konstitusionalitas, Bukan Tertutup Atau Terbuka
Konten yang diupload Tri Yani ke medsosnya pun cukup unik. Bukan seperti banyak konten kreator lain yang pamer kekayaan dan pamer fasilitas, ibu satu anak ini justru menunjukkan aktivitas kehidupan di tengah-tengah kebun kopi.
Tapi justru dengan kesederhanaan dan apa adanya inilah, dia mampu membius penonton menikmati karya-karya sederhananya.
Mulai dari aktivitas pergi ke kebun, memetik kopi, mengangkut hasil panen, menjemur kopi, memasak, mengurus suami dan anak, aktivitasnya ini menjadi daya tarik tersendiri ketika sudah dikemas dalam video dengan editing seadanya.
Kesan natural dan apa adanya dalam konten yang disajikan oleh konten kreator ini menambah ketertarikan penonton untuk menonton satu demi satu video yang sudah diuploadnya.
Menariknya, dalam beberapa video yang diuploadnya, Tri Yani menunjukkan layaknya aktivitas di kebun tempat tinggalnya.
Bahkan tanpa ada kesan gengsi, perempuan satu anak ini tampak mengangkut hasil panen kopi yang sudah dimasukkan ke dalam karung dan keranjang layaknya petani kopi kebanyakan.
Dari latar video, diketahui desa tempat tinggal konten kreator ini merupakan desa dengan kebanyakan warganya merupakan keturunan dari Jawa.
Hal ini terlihat dari komunikasi yang digunakannya kebanyakan menggunakan Bahasa Jawa. Hanya saja, karena sudah beradaptasi dengan bahasa setempat, beberapa sebutan misalnya seperti keranjang (wadah untuk mengangkut hasil panen kopi) sudah mengadopsi bahasa lokal yang biasa disebut dengan Kinjar.
Artikel Terkait
Kisah Perjuangan Paino Antar Anak Sekolah dengan Sepeda Tua
Kisah mahasiswi KKN menikah dengan anak pak kades, viral
Sinopsis Film Riddick, kisah perjuangan Vin Diesel menyelamatkan diri dari planet alien
Kisah Inspiratif: Ahmad Munjizun, Pemuda Lombok yang Menyelesaikan Kuliah Doktor di Negeri Paman Sam
Kisah Inspiratif Ahmad Munjizun, Begini Komentar Netizen
Kisah Inspiratif Habib Umar Bin Hafidz dalam Memuliakan Tamu, Bikin Menangis