Ini Alasan Mengapa Banyak Sales yang Stres Menurut Buya Arrazy Hasyim

inibengkulu.com - Ada banyak orang marketing atau lebih dikenal dengan sales penjualan produk yang setiap hari dihantui stres.

Dalam kajian makrifat Buya Arrazzy Hasyim, menurutnya banyaknya sales yang stres ini karena disebabkan beberapa faktor.

Meski demikian, Buya tidak mengatakan bahwa semua sales itu akan mengalami stres. Menurutnya, sales yang stres adalah mereka yang tidak mengerti rahasia rezeki.

Baca Juga: Waspadai Ini, Kaum Rebahan di Indonesia Jadi Ancaman Krisis Populasi

Dalam sebuah ceramah, Buya Arrazy Hasyim menceritakan, suatu hari dia bertemu dengan seorang marketing. Seorang anak muda yang kemudian berbicara dengannya.

"Dia bilang kepada saya, ustad enggak ngerti loh marketing. Oh ya terus gimana? Jawab saya. Marketing itu kita harus, beriklan, begini, begitu," ujarnya mencontohkan anak muda tadi.

Tadinya, lanjut Buya, dia sebenarnya ingin memberikan rahasia rezeki biar anak muda tersebut tidak terlalu nafsu dan terobsesi tinggi dan merasa ilmu marketingnya yang bikin laku.

Baca Juga: Tak Punya Rumah, Ribuan Orang Jepang Memilih Tinggal di Warnet

Tapi karena sales tersebut sudah terlanjur bertahan dengan argumennya, Buya pun kemudian hanya mendengarkannya.

"Makanya banyak orang marketing itu stres. Bahkan lebih stres dari tukang cangkul. Kalau tukang cangkul di sawah, pulang-pulang capek, tidur. Tapi orang marketing udah jam 1 malam masih mikirin besok mau ngapain lagi. Ini membuat hidupnya menjadi tertekan," kata Buya.

Kenapa banyak sales yang tertekan, lanjutnya, itu karena dia beranggapan bahwa dagangannya laku itu karena kecerdasan dia. Bukan karena segala sesuatu, termasuk rezeki diatur dan digerakkan oleh Allah SWT.

Baca Juga: Buruan Beli, Berikut 18 Merek Motor Listrik yang Dapat Subsidi dari Pemerintah

Untuk itu, kata Buya, saat-saat kita merasa butuh memerlukan campur tangan Allah SWT, disitulah sesungguhnya ilmu marketing yang paling hebat.

Di akhir ceramahnya, Buya Arrazy Hasyim menegaskan bahwa dia tidak meremehkan siapa-siapa. Contoh-contoh diatas menurutnya hanya sebuah contoh ketika berbicara marketing langit yakni mempercayai bahwa segala sesuatu di dunia digerakkan dan atas izin Allah SWT. (**)